BenSil+ merupakan pupuk silika cair dengan pengkayaan kalium. Mencatut istilah dari para petani pengguna BenSil+, produk ini merupakan vaksin tanaman, kerodong tanaman, plastik tanaman, obat perangsang, obat pemanjang umur, peningkat hasil panen, dan ragam istilah lain yang digunakan petani untuk menunjukkan kasih sayangnya terhadap BenSil+.
Secara teoritis, berdasarkan kajian literasi dan penelitian ujicoba lapang, kombinasi antara unsur silika dan kalium pada proporsi yang tepat sangat bermanfaat bagi tanaman. Antara lain sebagai berikut: Pelindung alami dari serangan OPT (hama); Meningkatkan kekuatan daun dan ketegakan batang; peningkat efektifitas serapan hara; pencegah kerontokan/keguguran daun; dan menurunkan kehilangan hasil saat panen yang mencapai 20%. Selain itu potasium/kalium dalam BenSil+ diharapkan mampu meningkatkan laju fotosintesis dan meningkatkan potensi hasil panen.
Beberapa jenis tanaman, terutama family graminae (padi, jagung, dan tebu), unsur silika sangat dibutuhkan sebagai bagian utama penyusun batang. Meskipun demikian silica belum (red – tidak) digolongkan kedalam unsur hara esensial, melainkan digolongkan kedalam unsur hara benefisial. Hal ini dikarenakan belum cukup bukti yang menunjukkan bahwa silica terlibat langsung dalam sistem metabolisme tanaman. Melainkan hanya menjadi pembatas mekanis pada permukaan daun dan buah yang berfungsi sebagai pelindung alami dari serangan hama. Meskipun beberapa hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa terdapat perubahan ekspresi gen pada tanaman dengan penambahan silica terhadap mekanisme pertahanan dari berbagai serangan patogen.
Sudah mejadi pengetahuan umum bahwa silica merupakan unsur dengan kelimpahan nomor dua terbanyak sebagai penyusun kerak bumi. Silika mudah dijumpai dalam bentuk mineral kristalin, poorly – kristalin, dan amorfus. Dari ketiga bentuk silica tersebut, hanya silica amorfus yang tingkat ketersediannya relative mudah diserap tanaman meskipun masih dibutuhkan proses pelapukan lebih lanjut. Kelimpahan silica ini yang seringkali dijadikan dasar bahwa input silika, tidak diperlukan.
Pertanian di masa kini diharuskan terus bergerak dengan sangat cepat. Terlebih padi yang merupakan komoditi sensitive sebagai salahsatu tanaman pangan utama bagi penduduk Indonesia. Pola budidaya yang begitu intensif tidak terhindarkan. Akibatnya, mekanisme alam yang secara alamiah sebenarnya mampu mensuplai hara, kini tak lagi mampu memenuhi kebutuhan tanaman. Oleh karenanya, saat ini pemupukan seperti menjadi sesuatu keharusan, termasuk pemupukan hara silika.
Padi sebagai salah satu tanaman akumulator silica menyerap 500 kg silika/ha setiap kali panen. Kemudian jagung dengan kisaran 50 – 200 kg silika/ha. Sementara tebu 300 kg silika/ha. Dengan pola tanam yang semakin intensif, ditambah lagi dengan miskin kesadaran akan pengembalian bahan organic ke tanah, maka menjadi wajar bahwa tanah tidak mampu lagi secara alamiah memenuhi kebutuhan silica bagi tanaman. Kondisi ini dapat dilihat dengan sering terjadinya gagal panen karena begitu masifnya serangan hama. Sayangnya, kondisi ini belum banyak menjadi perhatian oleh ahli, apalagi pemerintah.
Fakta di atas, mendorong lahirnya BenSil+. Silika pada formulasi BenSil+ merupakan bentuk silika yang siap diserap tanaman. Sehingga diharapkan mampu menjadi “Pelindung alami dari serangan OPT (hama). Meningkatkan kekuatan daun dan ketegakan batang, peningkat efektifitas serapan hara, pencegah kerontokan/keguguran daun, dan menurunkan kehilangan hasil saat panen yang mencapai 20%. Selain itu potasium/kalium dalam BenSil+ diharapkan mampu meningkatkan laju fotosintesis dan meningkatkan potensi hasil panen.